Rabu, 01 Mei 2024 (Kampus 1 UINAM dan depan gedung DPRD Provinsi Sulawesi Selatan)
Aliansi gerakan syariah dan hukum (AGRARIA) turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa untuk memperingati hari buruh Internasional, tidak lain dan tidak bukan sejumlah massa aksi melakukan orasi ilmiah untuk menyampaikan beberapa tuntutan kepada dewan perwakilan rakyat. Sehingga jalanan dijalan Sultan tertutup di karenakan massa aksi.
Penegasan orasi ilmiahpun yang di lantunkan oleh jendral lapangan dalam hal ini Muhammad Nur Haikal yang akrab disapa Haikal menuntut agar “buruh dapat di buatkan regulasi untuk ketenagakerjaan dan berharap kedepannya tidak ada intimidasi terhadap pekerja” tegasnya. kemudian di tegaskan kembali bahwa sampai hari ini pekerja/buruh masih di berikan upah yang tidak layak tegasnya. Pada saat aksi demontrasi telah di lakukan di jalan Sultan Alauddin yang kurang lebih 3 jam memblok jalanan tersebut sehingga aliansi gerakan syariah dan hukum kembali berpindah tempat ke depan kantor dewan perwakilan rakyat daerah provinsi Sulawesi Selatan, namun di depan kantor tersebut ada hal-hal yang tidak di inginkan terjadi yaitu adanya perseteruan antara massa aksi dan aparat kepolisian yang lagi-lagi selalu ingin mencoba untuk melakukan kles sehingga ada di antara massa aksi yang kena pukulan dari pihak aparat kepolisian salah satu di antaranya iyalah jendral lapangan sendiri yang dapat pukulan dari aparat kepolisian.
Selang waktu bentrok setelah aliansi gerakan syariah dan hukum kembali menyuarakan apa tuntutan yang di bawah salah satu di antaranya menaikkan upah pekerja, membuatkan regulasi yang mengikat ketenagakerjaan, mencabut undang-undang omnibuslaw. Tegas juga apa yang di sampaikan oleh kordinator mimbar dalam hal ini sodara irwansyah yang akrab sapan nya menegaskan apabila tuntutan yang kami bawahkan hari ini tidak di atensi oleh pihak yang berwenang maka yakin dan percaya aliansi gerakan syariah dan hukum tidak akan tinggal diam untuk menyikapi hal tersebut.
Kemudian semua kordinator lapangan menyampaikan orasi ilmiahnya yang meminta bahwa buruh memang harus berikan upah yang layak agar tidak merasakan kesengsaraan dalam bekerja, bahkan salah satu di antaranya ada yang mengatakan bahwa buruh saat ini dipekerjakan layaknya robot yang tidak mempunyai rasa capek namun upah yang di dapatkan itu sangat tidak layak untuk diterima.
Selang berapa waktu unjuk rasa yang di lakukan aliansi tersebut, ada beberapa pihak dari anggota dewan perwakilan rakyat daerah dan salah satunya adalah ketua dewan perwakilan rakyat daerah juga datang menemui secara terbuka sehingga tuntutan yang kita bawah itu di Terima dan akan di pertanggungjawabkan lebih lanjut, waktu yang di berikan oleh pihak ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan akan mengadakan tudang sipulung guna membahas semua permasalahan yang di antaranya tuntutan yang di bawah oleh aliansi mahasiswa syariah dan hukum. “Kembali juga kami tegaskan bahwa apabila batas waktu sudah tiba lalu tuntutan tidak di tindaklanjuti maka yakin dan percaya kita akan terus melakukan aksi unjuk rasa di depan dewan perwakilan rakyat daerah provinsi Sulawesi Selatan” ujar Mahasiswa.