Untuk mengamalkan salah satu sunnah Rasulullah saw, yaitu melaksanakan Salat Khusuf, apabila terjadi Gerhana Bulan dan juga menindaklanjuti Surat Edaran Kemenag RI, maka HMJ Prodi Ilmu Falak Fakultas Syariah Hukum UIN Alauddin, menginisiasi pelakasanaan Shalat Gerhana Bulan ( Khusuf ), di Mesjid Kubah 99 Asmaul Husna, Makassar, Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.
Nurlailah dan Suandi, sebagai pegurus HMJ Ilmu Falak serta atas arahan Kajur IFK dan Sekjur : Dr. Rasywan Syarif, M.Si dan Adriana Mustafa, SH.MH. dalam laporannya, menyampaikan bahwa sebelum shalat khusuf, dilaksanakan pengamatan secara ilmiah dengan menggunakan alat/ tehnologi. Inilah yang kami lakukan bersama mahasiswa jurusan Ilmu Falak, sejak jam 01.00 Wita.
Hadir membawakan sambutan, sebelum shalat Khusuf, pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum : Dr. Hj. Rahmatia, HL, M.Pd ( Wakil Dekan 1 ), Imam shalat : Ust Dr. H. Abd Syukur Abubakar, Lc. M.Ag., Khatib : Dr. H. Andi Muhammad Akmal, S.Ag., M.H.I., (.Kajur HTN Siyasah Syar'iyyah ). Ketiganya adalah dosen homebased Prodi Ilmu Falak FSH.
Kajur Ilmu Falak menyampaikan bahwa sesuai dengan pengamatan dan info dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bulan akan terlihat agak kemerahan di bagian yang terkena umbra bumi. Gerhana Bulan Sebagian terjadi saat posisi bulan-matahari-bumi sejajar. Fenomena ini membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra bumi.
Ibu Wadek 1 FSH dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada para ananda Pengurus HMJ IFK dan mahasiswa yang hadir. Ini menandakan bahwa ananda, betul dan serius untuk mengamalkan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah tentang Astronomi. Mengamati fenomena alam, termasuk Gerhana Bulan, untuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Inilah, distingsi Prodi Ilmu Falak di FSH, bahwa bukan sekedar ilmu Astronomi murni saja, yang dipelajari, namun tetap berdasar dan berorientasi Syariah.
Dalam khutbahnya, setelah shalat Khusuf, Ust. Andi Akmal menyampaikan : Tema Khutbah, Gerhana Bulan : dari Tafakkur menuju Taqarrub. Bahwa anjuran untuk melaksanakan salat gerhana sebagaimana sabda Rasulullah saw.
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
Artinya: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah swt. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu." (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).
Gerhana bulan merupakan bagian dari fenomena alamiah. Namun, di balik itu ada kekuatan besar yang tampak ketika kita mau merenunginya. Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Fenomena alam ini mengindikasikan bahwa bumi, bulan, matahari, serta seluruh tatanan angkasa bergerak sesuai garis orbit sebagaimana sunnatullah. Keteraturan dan keharmonisan ini menandakan bahwa Allah Maha Mengatur. Kehebatan fakta astronomis ini sukar disangkal lantaran mustahil manusia mengintervensi fenomena gerhana. Gerhana bulan adalah fenomena besar yang tak mungkin dikendalikan manusia. Kenyataan tersebut kian menegaskan kelemahan manusia sebagai hamba di hadapan Allah swt.
Allah swt., menciptakan bulan sebagai cahaya, matahari sebagai sumber cahaya, dan Allah menciptakan orbit atau garis edar segala benda langit untuk kehidupan manusia di bumi, dan sebagai tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berfikir.
Oleh karena itu, marilah kita tinggalkan mitos-mitos ketika terjadi gerhana bulan atau gerhana matahari, dengan banyak beristighfar, mohon ampun dan selalu bertaqarrub ( mendekatkan diri ) kepada Allah swt, papar Alumni PKU ( Pendidikan Kader Ulama ) MUI Sul Sel tahun 2002 ini.
Acara ditutup dengan Shalat Subuh berjamaah, silaturrahim dan sesi foto bersama, Pimpinan FSH, Dosen, HMJ dan mahasiswa Ilmu Falak.